Selasa, 03 Januari 2012

Praktikum Kimia


STANDARISASI LARUTAN NaOH SECARA ALKALIMETRI
I.           Metode
Alkalimetri

II.        Prinsip Kerja
Asam Oksalat dititrasi dengan larutan NaOH dengan indikator PP dengan endpoin (titik akhir titrasi ) dari tidak berwarna (bening) menjadi merah muda (pink).
                Reaks : 2NaOH +           + 2 O
III.     Cara Kerja
Ø Menyiapkan alat dan bahan : elenmayer, buret + statif, NaOH, aquadest, , indikator pp, gelas ukur, pipet volum, dan beaker glass.
Ø Memipet 10,0 ml  0,1 N menggunakan pipet gondok. Kemudian memasukanya kedalam erlenmayer 250ml.
Ø Menambahkan 25ml aquades yang telah diukur dengan gelas ukur 25ml kedalam erlenmayer serta menambakhkan indikator pp 3-5 tetes.
Ø Mentitrasi buret dengan NaOH 0,1N sehingga tepat pada skala 0. Menjadi merah muda.
Ø Menghitung normalitas NaOH yang sebenarnya.

IV.       Data
No
Percobaan Buret
Volume Titrasi
1
30,5 – 40,4
9,9
2
20,2 – 30,5
10,3
3
10,2 – 10,2
10
4
0,1 – 10,2
10,1

V.           Perhitungan
Ø Data 1
Dik :   V = 9,9
        = 0,1
        = 10             Dit ,,,,,,,??????
=  =  = 0,1010N
Ø Data 2
Dik :   V = 10,3
        = 0,1
        = 10             Dit ,,,,,,,??????
=  =  = 0,0970N
Ø Data 3
Dik :   V = 10
        = 0,1
        = 10             Dit ,,,,,,,??????

=  =  = 0,1N

Ø Data 4
Dik :   V = 10,1
        = 0,1
        = 10             Dit ,,,,,,,??????

=  =  = 0,0990N
        Rata-rata
                N=  =  = 0,0992N
VI.       Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan  bahwa besar normalitas larutan NaOH rata-rata 0,0992N dan dalam praktikum dapat dilihat warna pada titrasi asam Oksalat yaitu dari tidak berwarna menjadi merah muda.


STANDARISASI LARUTAN HCL 0,1N DENGAN METODE ASIDIMETRI

I.           Metode
Asidimetri

II.        Prinsip Kerja
Sampel dititrasi dengan HCl menggunakan indikator MO(metil orange)/MJ(metil jingga) sampai terbentuk.

III.     Prinsip Reaksi
HCl + .5          2HCl + 4
IV.       Cara Kerja
Ø Menyiapkan alat dan bahan : erlenmayer, buret+statif, HCl 0,1N , aquadest,  0,1N, indikator MO/MJ, gelas ukur, pipet volume/gondok, pipet tetes dan beaker glass
Ø Memipet 10.0ml  0,1N menggunakan pipet volume dengan bantuan piler kemudian memasukkanya kedalam erlenmayer 250ml.
Ø Menambahkan  25ml aquadest yang telah diukur 25ml kedalam erlenmayer. Serta menambahkan indikator MO 3-5 tetes dengan pipet tetes.
Ø Mengisi buret dengan HCl 0,1N hingga tepat pada skala 0.
Ø Mentitrasi larutan yang ada didalam erlenmayer dengan HCl 0,1N sampai warna kuning kemerahan.
Ø Membaca dan mencatat volume yang dibutuhkan pada buret
Ø Menghitung normalitas HCl yang sebenarnya
V.           Data Percobaan
No
Pembacaan Buret
Volume titrasi (ml)
1
0 – 9,2
9,2
2
9,2 – 19,5
10,3
 Diketahui :
§  HCl sebagai larutan standar skunder
§   sebagai larutan skunder primer
§  Normalitas  ( )
§  Volume  10,0ml (
§  Indikator MO = 3-5 tetes
§  Aquadest 25ml
§  Volume awal HCl pada buret ; 9,2
§  Volume setelah titrasi        ; 19,5
§  Volume titrasi ( )             ; 10,3

VI.       Perhitungan
Ø Data 1
V = 9,2
        = 0,1
        = 10             Dit ,,,,,,,??????

=  =  = 0,1086N

Ø Data 2

V = 10,3
        = 0,1
        = 10             Dit ,,,,,,,??????

=  =  = 0,0970N

        Rata-rata :
                N=  =  =0,0052N


VII.    Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan  bahwa besar normalitas larutan HCl rata-rata 0,0052N dan dalam praktikum dapat dilihat warna pada titrasi    yaitu dari berwarna kuning menjadi kuning kemerahan.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar